Langsung ke konten utama

Too Good To Be Neglected (Sayang Untuk Disia-siakan)

Rabu, 11 Maret 2015

Hujan masih senang membasahi tanah Jakarta. Aku memilih untuk beristirahat hari ini karena tubuh sudah meronta untuk diberikan haknya. Walau lelah tapi tetap saja tak bisa memejamkan mata. Setidaknya bisa merebahkan tubuh sudah cukup. Lalu tiba-tiba teringat sesuatu yang sudah berlalu. Kunjunganku ke sebuah tempat yang cukup membuka mata dan pikiranku. Aku pandangi foto-foto yang aku bidik sendiri saat acara itu berlangsung.

Tempat yang kumaksud adalah Yayasan Asih Budi di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Ini adalah sebuah sekolah luar biasa untuk pemuda difabel (berkebutuhan khusus). Kenapa aku menyebutnya pemuda? Karena sebenarnya banyak di antara mereka yang memang sudah tidak anak-anak lagi jika dilihat dari usia. Namun keistimewaan itu yang membuat mereka berperilaku seperti anak-anak. Sekolah ini menyediakan pendidikan untuk pemuda difabel yang setara dengan SMP, SMK, dan bahkan sampai akademi setingkat D3.

Tak henti-hentinya aku berdecak kagum saat pelopor yayasan sedang menjelaskan tentang profil yayasan itu. Kagum kepada Beliau yang luar biasa karena sudah membuat dan mengurus yayasan yang sudah berumur lebih dari 30 tahun. Pasti lah tidak mudah, kegigihan dan keyakinan adalah kuncinya sehingga yayasan ini tetap bertahan.


Pendiri Yayasan Asih Budi (Sungguh Luar Biasa)



Ini benar-benar tempat yang luar biasa. Aku pun kagum dengan guru-guru yang mengajar di sana. Betapa kesabaran itu terlihat mudah. Menghadapi murid-murid yang istimewa seperti itu sudah tentu butuh kesabaran ekstra. "Tak jarang mereka mengamuk atau bertindak sesukanya. Namun di sanalah letak keindahannya," tutur seorang guru wanita yang terlihat lembut dan penyayang. Sungguh menohok bagiku, tipikal orang yang kurang sabar dalam menghadapi orang atau apapun. Padahal kesabaran pasti akan berbuah manis. Apa yang kulihat saat itu adalah salah satu bukti nyata dari kesabaran itu.

Berkat didikan dan asuhan para guru (calon penghuni surga) di sekolah itu, banyak anak difabel yang telah lulus menjadi orang yang bermanfaat di masyarakat. Mereka (pemuda-pemuda difabel) ternyata bisa juga memukau dunia. Mereka memang cacat secara fisik (buta, tuli, bisu, atau tidak bisa berjalan) dan ada juga yang secara mental (down syndrome). Namun jangan meremehkan apalagi menyia-nyiakan mereka, karena mereka juga memiliki harta terpendam. Harta itu berupa bakat yang mungkin kita tidak pernah menyangka. Ada yang pandai menyanyi, menari, memainkan alat musik, dan juga berprestasi dalam bidang olahraga. Bahkan ada seorang remaja bernama Iqbal, dia terpilih menjadi pemain basket terbaik dan akan dikirim ke Amerika untuk berlatih basket di sana. Banyak juga yang sering memenangkan perlombaan seni tingkat nasional. Mereka mampu mengalahkan orang-orang normal.

Down Syndrome Boys were playing Gamelan

2 special people were dancing traditonal dance

Semenjak itu aku lebih menghargai hidupku, orang-orang di sekitarku, dan semua yang aku punya. Hal ini semakin membuatku bersyukur dan tidak putus asa dalam menjalani hidup. Jika kita mau berusaha dan yakin akan kebesaranNya maka tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hidup. You will find the way to live and love,,,,


Sudahkah Anda bersyukur hari ini? :)





Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,


-Retno Ayu Kusuma-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Pledge to God, Drama Korea yang Menyayat Hati

Anneyeong haseo chingu , Kali ini, aku mau share tentang  A Pledge to God , Drama Korea yang Menyayat Hati. Awalnya iseng, cari-cari di Viu karena udah bosen dengan drakor yang hits kayak Crash Landing on You (CLOY) dan The World of Married . Gak sengaja, benar-benar lagi iseng-iseng aja scroll daftar drakor di VIU, eh tau-tau muncul A Pledge to God. Padahal ini bukan drama baru karena mulai tayang ( kalo aku mulai tayang ama dia kapan ya? wkwk ) di MBC TV Korea selatan pada 24 November 2018. Baca sekilas sinopsisnya langsung jatuh cinta dan penasaran dengan jalan ceritanya. Cover A Pledge to God (Sumber: Asianwiki.com) Aku suka banget drakor yang sedih binti mengharukan gitu. Terngiang-ngiang sama ceritanya Endless Love (Autumn in My Heart ). Film yang dibintangi oleh Song Hye Kyo, Song Seung Heon, dan Won Bin benar-benar everlasting story deh. Mau nonton berapa kali juga ujung-ujungnya mewek. Nah sama nih, nonton drakor ini juga bawaannya pengen mewek. Oke cukup, yuk lanjut

Review Produk Terbaru Implora 2024

Hai semua, Aku yakin nih, kalian pasti sudah tahu brand Implora kan? Namun, kalian udah tahu belum kalau Implora mengeluarkan produk baru? Penasaran gak nih? Oke, aku spill nih produk barunya yaitu Implora Cleansing Face and Body Bar Soap yang merupakan sabun untuk membersihkan wajah dan badan. Produk baru Implora ini memang wajib diulas karena bagus banget manfaatnya untuk kulit. Jujur, awalnya aku agak skeptis karena zaman now kok face wash berupa sabun batang. Eh tapi aku penasaran juga sih karena Implora termasuk brand yang cukup terkenal dan banyak yang bilang bagus jadinya aku tertarik untuk cobain. Yuk simak review produk terbaru Implora 2024 ini. Kenalan dengan Cleansing Face and Body Bar Sesuai dengan namanya, sabun batang ini memang mampu membersihkan wajah dan badan. Bukan itu saja, sabun ini juga membuat kulit menjadi lembap dan segar seharian. Produk dengan berat netto 60 gr ini tentu saja sudah mendapat izin BPOM dengan n omor BPOM yang tercantum pada kemasan.

Healing Sejenak ke Telaga Sunyi Banyumas

 Hi bestie, Lagi suntuk dan bosan dengan suasana Jakarta, aku dan sanak saudara berencana untuk mudik ke Banyumas. Alhamdulillah terlaksana dengan naik mobil pribadi, padahal tadinya kami berencana untuk naik kereta saja. Namun, omku bilang nanti susah mau jalan-jalan ke sana kalau gak bawa mobil. Kami semua setuju dengan gagasan cemerlang itu. Kami memang niat mau eksplor kampung halaman. Dengar cerita dari beberapa tetangga di sana, ada telaga yang airnya sangat jernih dan suasananya asri. Kami menggali informasi lebih dalam tentang telaga tersebut. Usut punya usut, Telaga Sunyi namanya. Konon katanya, telaga itu benar-benar sunyi dan sepi karena jauh dari keramaian. Setelah istirahat satu hari, kami langsung Healing Sejenak ke Telaga Sunyi Banyumas pada hari kedua. Ternyata benar cerita orang-orang, tempat ini sangat cocok untuk  healing  sambil merenung serta menenangkan hati dan pikiran. Masih sepi karena banyak orang yang belum tahu keberadaan tempat ini, termasuk warga lokal Ban