Horas,
Alhamdulillah saya mendapat undangan untuk hadir di Wedding Batak Exhibition (WBE) 2024 yang diadakan di Gedung Smesco Jakarta Selatan sebagai blogger. Saya merasa senang dan antusias karena saya bisa mengenal budaya Indonesia secara lebih mendalam, khususnya budaya suku Batak yang menganut sistem Patriarki atau mengunggulkan laki-laki di atas perempuan.
Tarian Khas Batak Sebagai Pembuka Acara |
Jujur awalnya saya sudah berstigma negatif tentang Patriarki dalam suku Batak karena mendengar sekilas cerita dari beberapa orang yang saya kenal. Oleh sebab itu, untuk meluruskan pandangan saya yang sudah cenderung melenceng ini, saya tertarik untuk datang ke acara WBE 2024 karena ada Talkshow menarik yang berjudul Harta, Tahta, Wanita.
Kilas Balik WBE 2024
Helaparumaen dan Chathaulos dengan bangga mempersembahkan
"Wedding Batak Exhibition 2024." Acara ini pertama kali digelar di
Indonesia untuk merayakan dan mempromosikan kekayaan budaya Batak pada 7-8
September 2024 di SMESCO Convention Hall Jakarta. Masyarakat luas diundang untuk
menyaksikan dan merasakan langsung pesona tradisi Batak dalam berbagai bentuk.
Martha Simanjuntak, Project Director WBE 2024, menyatakan bahwa acara ini bukan hanya pameran biasa, tetapi ini adalah platform yang dirancang untuk mempertemukan para vendor pernikahan Batak dan nasional dengan calon mempelai, sekaligus memberikan ruang bagi para talenta muda untuk menampilkan keterampilan dan kreativitas mereka dalam fashion, musik, dan tarian tradisional Batak.
UKM ekonomi kreatif yang bergerak di berbagai sektor pendukung diangkat untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Batak kepada masyarakat luas. Bahkan, Wedding Batak Exhibition 2024 juga mengusung misi budaya yang lebih besar karena diharapkan oleh banyak pihak bahwa acara ini akan menjadi gerakan untuk mempertahankan identitas bangsa melalui budaya Batak.
Ada lima budaya Batak utama yang ditampilkan antara lain Batak
Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Mandailing. Acara
ini ingin memperkenalkan kekayaan
tradisi pernikahan Batak yang unik dan beragam. Dengan tagline "Batak
untuk Indonesia", acara ini menegaskan bahwa budaya Batak dengan segala
tradisi, adat, dan nilai-nilainya berkontribusi signifikan dalam memperkaya
keragaman budaya Indonesia.
Penyelenggara berharap bahwa masyarakat luas dapat melihat budaya Batak tidak hanya relevan bagi masyarakat Batak sendiri, tetapi juga mampu memberikan inspirasi dan nilai-nilai yang dapat diapresiasi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. "Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk menyatukan budaya Batak dalam konteks kebangsaan yang lebih luas," tambah Martha.
Hongkia Doni Silalahi sebagai Program Director WBE 2024 juga menyampaikan, acara ini menghadirkan beragam kegiatan menarik, termasuk pameran budaya, fashion show, talk show, konser musik, dan kompetisi make-up artist (MUA). "Kami ingin menunjukkan bahwa setiap budaya daerah memiliki peran penting dalam membangun identitas nasional yang beragam dan inklusif, tambahnya."
Semua elemen acara ini dirancang untuk menyoroti talenta-talenta muda dan memberikan panggung bagi mereka untuk bersinar, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai budaya Batak secara mendalam. Nyatanya, acara ini memang terselenggara secara meriah dan memberikan kesan mendalam bagi saya.
Tentang Helaparumaen dan Chathaulos
Helaparumaen dan Chathaulos adalah dua organisasi yang berdedikasi untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Batak. Keduanya berkomitmen untuk menyediakan platform bagi masyarakat Batak dan masyarakat luas untuk belajar, menghargai, dan merayakan budaya dan tradisi Batak. Informasi mengenai kegiatan bisa didapatkan di situs berikut: https://chathaulos.id/wbe2024/ secara lebih komprehensif.
Talkshow Harta, Tahta, Wanita
Acaranya benar-benar dikemas secara menarik oleh Helaparumaen
dan Chattaulos. Semakin siang mejadi semakin seru karena ada talkshow yang
berjudul “Harta, Tahta, Wanita yang menghadirkan narasumber ahli hukum yaitu
Ina Rachman, S.H, M.Hum ini benar-benar membuka mata saya tentang sistem
patriarki dalam budaya batak yang dinilai dari segi hukum.
Pada awalnya, saya menganggap patriarki itu sudah pasti mendiskriminasikan Perempuan karena terlalu mengagungkan laki-laki. Berdasarkan aturan adat istiadat atau budaya batak, hak warisan untuk pria itu harus lebih besar dari Wanita. Sebagai Wanita, saya merasa ini tidak adil. Namun, setelah dipikir-pikir kembali, ternyata ini memang keadilan yang hakiki.
Nyatanya, berdasarkan pembahasan dan sesi tanya jawab justru
tidak demikian. Ada banyak fakta yang justru lebih menguntungkan Wanita seperti
pembagian warisan untuk Wanita memang lebih sedikit dari pria, tetapi wanita
tetap mendapatkan hak berdasarkan kasih sayang yang justru lebih manusiawi.
Pada sesi tanya jawab, ada satu pernyataan dan pertanyaan yang menggelitik hati saya karena ternyata ada sebuah konflik keluarga yang disebabkan oleh penggantian surat wasiat perihal hak waris yang sudah ditulis oleh sang bapak oleh sang ibu (istrinya). Berdasarkan surat wasiat tersebut, 3 anak laki-laki mendapatkan bagian warisan yang sama dan tentunya lebih besar dari 1 adik Perempuan mereka.
Benar-benar di luar dugaan, surat wasiat tersebut diubah
oleh sang ibu sehingga hak waris si anak Perempuan lebih besar dari 3 kakak
laki-lakinya tersebut. Salah satu istri dari anak laki-laki tersebut bertanya
tentang proses menggugat ke pengadilan perihal masalah ini. Ternyata memang
mereka berhak mengajukan tuntutan ke pengadilan, tetapi nyatanya tidak
dilakukan karena tidak ingin berseteru dengan saudara kandung mereka.
Budaya tidak sepatutnya dipandang dari satu sisi saja. Ada banyak hal yang bisa memengaruhi adat istiadat itu sehingga kita tidak boleh langsung menilai tanpa tahu secara mendalam. So, kita harus bijak dalam menilai dan melihat budaya lain karena sejatinya baik atau buruknya semua hal tergantung dari cara pandang kita masing-masing. Cintailah budaya Indonesia!
Wahh keren mba. Bagus juga busananya. Apalagi acaranya, kayanya seru sih.....
BalasHapusNewsartstory
Thank you ka.. ada foto stand kami @dekorasigereja2022 by_decoration
BalasHapuspasti senang dan beruntung ya bisa ikutan acara keren seperti ini, selain menambah teman juga bisa menambah wawasan terutama tentang budaya kita sendiri.
BalasHapusbanyak hal yang aku baru tahu tentang perayaan ini, aku juga kagum dengan baju adatnya, cantik perpaduan warnanya
BalasHapusWah, ternyata istimewa sekali acara pameran di SMESCO ini. Mempertahankan identitas bangsa melalui budaya Batak tentu dapat menambah khasanah kita agar Batak semakin dikenal luas bahkan hingga mancanegara. Tidak hanya pakaian adat namun sampai urusan harta, tahta dan wanita juga dibahas. Mantap!
BalasHapusacaranya seru banget mba, membahas soal perempuan buats aya juga sangat menarik apalagi dikaitkan dengan budaya termasuk Suku Batak, kita jadi makan banyak wawasan kalau kedudukan patriarki di Batak seperti apa, di suku lain seperti apa, masing-masing punya keunikan tersendiri. Terkait budaya pernikahannya, kain ulosnya makin bangga ya bahwa Indonesia itu kaya banget akan budayanya
BalasHapusBaju yg ada keren2 abis semua itu dan bisa jadi sumber inspirasi, colek mas joko siapa tahu dia ada rencana beliin satu jg kan ya
BalasHapusSistem patriarki ini banyak dianut oleh sebagian besar suku di Indonesia termasuk Batak. Sangat menarik tentunya bisa belajar banyak di acara ekshibisi ini ya
BalasHapusSeru ya acaranya, jadi tahu lebih banyak mengenai budaya Batak termasuk tahu mengenai hak waris pada anak wanita di suku Batak yess...
BalasHapusBaik budaya patrelineal atau matrilineal masing-masing punya sisi baik dan tidak. Karena ya tidak ada yang ideal dari keduanya. Belum lagi yg bikin kompleks adalah peran² subyek di dalam sebuah budaya itu yang pasti masing² punya persepsinya. ❤️❤️
BalasHapusIntinya, tak kenal maka tak sayang. Umumnya memang gitu sih ya, kita sudah kayak antipati duluan terhadap suatu adat istiadat tertentu, padahal setelah dikulik lebih dalam, dipahami, maknanya justru baik.
BalasHapusSeru banget sepertinya bisa hadir di acara exhibition pernikahan batak dan mempelajari kayanya budaya Indonesia dalam acara pernikahan. Di Batak saja ternyata setidaknya ada lima jenis kebudayaan dalam pernikahan berdasarkan marganya, ya. Keren nih
BalasHapusIndonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Sudah sepatutnya kita saling menjaga dan menghormati kebudayaan masing-masing daerah.
BalasHapusSeru banget acaranya! Suka cara budaya Batak diangkat lewat pameran ini. Pengen makin tau deh soal adat dan tradisi mereka!
BalasHapusMelalui event semacam ini jadi mengetahui bagaimana budaya Batak khususnya melalui acara pernikahannya ya mbak. Kebetulan hadir pula kemarin di acara dan sangat menikmati pameran pakaian pengantin terutama yang ada unsur budaya Batak kek kain2 ulosnya.
BalasHapusPatriarki di suku Batak masih kental banget ya, tapi syukurnya masih dapat bagian lah ya anak perempuan.
BalasHapusseru banget ya pastinya bisa ikut exhibition seperti ini, jadi banyak insight yang kita dapatkan.
Nah setuju, kita punya beragam suku, ada yang patriarki ada yang matriarki, tapi kita mesti tetap bijak dalam menilai dan melihat budaya lain karena sejatinya baik atau buruknya semua hal tergantung dari cara pandang kita masing-masing
BalasHapusJujur saja, stigma patriarki untuk suku batak itu melekat banget. Tapi, jika kita sudah memahami lebih dalam, sistem patriarki yang diterapkan, mungkin saja berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Memang penting untuk memahami terlebih dahulu sebelum memberikan kesimpulan.
BalasHapus