Langsung ke konten utama

Kusta Bukanlah Kutukan

Kusta bukanlah kutukan, tetapi peringatan untuk menjaga  diri adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri yang menyerang kulit dan saraf pada tubuh manusia. Faktanya, kusta telah ada di dunia sejak 1000 tahun yang lalu. Bahkan, penyakit ini dikisahkan dalam kitab suci untuk  mengingatkan manusia agar selalu menjaga diri.

Menjaga diri dari apa? Tentunya dari berbagai hal yang buruk atau membawa keburukan ke diri manusia. Kebersihan adalah hal utama yang harus senantiasa dijaga karena berbagai penyakit memang menyerang tubuh yang tidak bersih. Berbagai penyakit disebabkan oleh bakteri, virus, atau kuman pasti terjadi karena imunitas tubuh yang rendah akibat kurangnya penjagaan diri seperti konsumsi makanan yang tidak sehat.

Penampakan Kusta
Sumber: Webinar KBR


Fakta tentang Kusta

Jika sudah lama tidak mendengar kabar tentang kusta, ternyata penyakit ini masih ada. Penderitanya di berbagai daerah di Indonesia juga cukup banyak. Sekali lagi, kusta bukan penyakit kutukan. Penyakit ini menyerang manusia karena rendahnya imunitas tubuh. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Kusta bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat sesuai dengan arahan dokter setidaknya selama 12 bulan secara intensif.

Kusta bisa sembuh asalkan segera ditangani oleh dokter. Namun, penanganan yang lambat terhadap kusta akan menyebabkan disabilitas atau cacat karena sistem saraf tubuh melemah. Kemungkinan kusta akan kambuh sangat kecil sehingga orang yang pernah menderita kusta tidak perlu khawatir dan berkecil hati.

Komplikasi Kusta
Komplikasi Kusta

Tanda atau gejala kusta antara lain muncul bercak putih atau kemerahan seperti panu, mati rasa di area bercak tersebut, dan si penderita akan mengalami gangguan fungsi tubuh karena sistem saraf yang rusak. Penderita kusta juga kerap mengalami nyeri sendi dan kulit terasa kering atau kaku.

Pemerintah menargetkan untuk mengeliminasi tingkat penularan kusta pada tahun 2020, tetapi malah justru ditemukan sekitar 1700 kasus kusta varian baru. Penyakit menular ini memang sulit untuk dinihilkan karena eksistensi sudah sangat lama sejak dahulu kala. Penularan penyakit ini banyak terjadi di daerah yang cukup terpencil karena akses pengobatan masih minim.


Suara untuk Kusta (SUKA) by KBR dan NLR

Ada 2 rangkaian acara online yang diselenggarakan, yaitu webinar zoom dan Youtube Live. Kedua acara tersebut benar-benar membawa banyak pengetahuan dan penyadaran. Kusta itu ada untuk diketahui dan diberantas, bukan justru menjauhi atau mengucilkan penderitanya.

Webinar Suara untuk Kusta
Webinar Suara untuk Kusta


Kusta bisa sembuh asalkan segera diobati dan dilakukan serangkaian pengobatan secara intensif dalam kurun waktu tertentu. Setiap orang bisa menjaga diri agar tidak tertular kusta dengan mengonsumsi multivitamin untuk daya tahan tubuh, selalu menjaga kebersihan tubuh, dan memakai masker. Sekilas memang mirip dengan covid 19, tetapi kusta/lepra tidak terlalu berfokus pada saluran pernapasan saja.

Menurut data NLR Indonesia, provinsi yang tinggi tingkat penderita kusta adalah Aceh dan Banten. Kusta ini menyebabkan disabilitas yang tinggi dengan perbandingan 7,4/1.000.000 penduduk. Jika kita harus berada di daerah tersebut dalam waktu lama sebaiknya menambah suplemen multivitamin dan menjaga kebersihan tubuh supaya tidak mudah tertular kusta.


Ada 1 perusahaan yang juga menjadi penyokong acara SUKA di Youtube, yaitu United Tractors. Perusahaan ini memperbolehkan pekerjanya menyandang disabilitas. Benar-benar bisa menjadi titik cerah bagi para penyandang disabilitas untuk tetap berkarya. Jangan merasa sedih dan terpuruk karena ketidakmampuan yang diderita. Ubah disabilitas menjadi abilitas dalam berbagai bidang dan berprestasi di bidang yang digeluti.

Orang yang pernah menyandang kusta dan bisa sembuh juga layak untuk hidup normal kembali seperti sedia kala. Rangkul dan dukung mereka untuk berprestasi karena mungkin ada potensi yang belum digali. Ingat, kita tidak boleh mengucilkan para penderita kusta dan mantan penderita kusta.

Kita semua adalah manusia yang memiliki hak sama untuk hidup layak dan bahagia. Yuk kembangkan kemampuan untuk menjadi orang yang terdepan!

                                                                                

Komentar

  1. Setuju, orang yang pernah menyandang kusta dan bisa sembuh juga layak untuk hidup normal kembali seperti sedia kala sehingga berhak untuk mendapatkan perlakuan sama karena kita semua adalah manusia yang memiliki hak sama untuk hidup layak dan bahagia.

    BalasHapus
  2. Ikut sedih ketika melihat penderita sakit kusta ini. Bahkan disuatu daerah, sangat menjaga terjadinya pernikahan dari suatu kelompok/daerah yg didiami penderita kusta.

    BalasHapus
  3. Lagi, kita diingatkan bahwa penting sekali menjaga kebersihan. Bukan hanya kusta atau pandemi covid-19 saja yang menyebabkan hadirnya virus baru akibat tidak menjaga kebersian, penyakit apapun dapat muncul jika kita tidak menjaga kebersihan, kesehatan dan imunitas tubuh.

    BalasHapus
  4. Apapun penyakitnya insyaallah bisa disembuhkan jika kita mau berikhtiar. Jadi, bagi penderita kista jangan patah semangat ya!

    BalasHapus
  5. Pelajaran buat kita nih agar selalu menjaga kebersihan dan mengatur pola hidup sehat..

    BalasHapus
  6. Kebersihan sebagian dari iman ya mba. Aku harap semakin banyak konten edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kalau kusta bukan kutukan dan mereka berhak diperlukan sama seperti orang lainnya

    BalasHapus
  7. Sosialisasi seperti ini memang diperlukan mbak, agar tidak ada lagi stigma negatif yang berkembang

    BalasHapus
  8. Penyandang kusta bisa sembuhbdan bisa hidup normal. Kita mesti support dan bantu untuk memberdayakan agar mereka dapat kembali hidup layak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju kak. Sebagai masyarakat kita harus memberikan dukungan agar mereka dapat hidup yang layak

      Hapus
  9. Banyak pengemis di daerahku yang menderita penyakit kusta, sehingga agak takut juga kalau mau memberi uang/ sesuatu. Memang kelompok menengah ke bawah rentan dengan penyakit ini ya Mba karena akses mereka ke faskes juga sangat kurang.

    BalasHapus
  10. pemahaman ini yang harus diserbaluaskan ke masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang membuat tidak nyaman penderita kusta di luar sana

    BalasHapus
  11. Iya nih, sering banget denger kalo ada yang sakit kusta langsung dipandang sebelah mata

    BalasHapus
  12. Smoga makin byk sosialisasi sperti ini biar tdk dipandang mata twrus menerus

    BalasHapus
  13. Sering banget ketemu penderita penyakit kusta pas kegiatan volunteer ke daerah pinggiran, memang akses kebersihan cukup terbatas jadi pengaruh ke kebersihan sehari-hari juga

    BalasHapus
  14. Jaga diri dalam hal kesehatan dan kebersihan dapat mencegahnya ya, serta banyak gali informasi

    BalasHapus
  15. Ternyata penyakit kusta bisa menyebabkan disabilitas yang tinggi ya kak. Aku baru tahu ini. Tapi memang sudah tahu kalau kusta jadi yang cukup meresahkan masyarakat. Semoga kita bisa menjaga diri.

    BalasHapus
  16. Peran media dan blogger sangat penting ya untuk menyebarkan informasi ini. Semoga gak ada lagi stigma negatif

    BalasHapus
  17. Sedih banget waktu baca ada ribuan kasus kusta varian baru, dan ternyata penyakit kusta kalo udah parah bisa menyebabkan kecacatan ya.. Makasih infonya mbak..

    BalasHapus
  18. Hifup bermasyarakat itu susah-susah gampang ya kak. Apalagi denfan tradisi yang salah kaprah.

    Fan kebanyakan penderita kusta emang dicap pembawa sial. Makanya dikucilkn hingga diasingkan

    BalasHapus
  19. kasihan juga kalau sampai terlambat ditangani bisa cacat permanen, pemerintah harus lebih memperhatikan dan cepat menangani nasib mereka

    BalasHapus
  20. Kusta memang bisa disembuhkan. Tentu butuh waktu. Ada proses yang tak singkat. Namun sesungguhnya, yang puaaliing lama adalah proses penghapusan stigma bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan.

    BalasHapus
  21. Pentingnya menjaga diri agar tetap sehat, tentunya adalah kebersihan ya kak. Kusta bukan penyakit hari ini tpi penyakit yg sdh ada jau dari sebelumnya.

    BalasHapus
  22. Sekarang sudah mulai jarang ya. Rata2 orang tua kalau saya liat. Mngkn karena gizi sudah baik dan sudah vaksin jadi kusta menjadi jarang dan lama2 hilang.

    BalasHapus
  23. Apapun penyakit yang diderita seseorang, jangan pernah mengucilkannya. Kita tidak tahu, di masa depan apakah kita bisa tetap sehat. Jadi tetap rangkul dan tolong mereka semampu kita

    BalasHapus
  24. Ini yang mesti jadi perhatian ya, penanganan yang lambat terhadap kusta akan menyebabkan disabilitas atau cacat karena sistem saraf tubuh melemah. Semoga segera bisa tertangani sehingga tak ada lagi penderita kusta di negeri ini

    BalasHapus
  25. Semoga masyarakat makin teredukasi dengan banyaknya postingan seperti ini ..sehingga penderita kusta tidak dijauhi

    BalasHapus
  26. Informatif dan membuka pikiran. Reminder banget untuk jaga kebersihan dan kesehatan nih

    BalasHapus
  27. Setuju. Siapapun di dunia ini tidak ada yang ingin sakit seperti itu. Setiap orang berhak untuk mendapatkan penanganan kesehatan apapun penyakitnya. Nice

    BalasHapus
  28. stigma yang harus dihancurkan dimasyarakat. Kusta bisa sempuh dan penyintas bisa kembali bekerja dan sehat seperti sedia kala

    BalasHapus
  29. Kusta bisa diobati dan bisa sembuh, jadi jangan sampai penderita dikucilkan. Dan betul mbak, sebagai pengingat kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan

    BalasHapus
  30. Penting banget emang untuk mengubah mindset yang selama ini ada. Peran media terhadap persepsi masyarakat juga besar.

    BalasHapus
  31. Wah ternyata penyakit kusta masih ada ya hari gini..untung ya ada perhatian dari tenaga kesehatan tentang penyakit kusta ini sehingga bisa diobati secara maksimal

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Pledge to God, Drama Korea yang Menyayat Hati

Anneyeong haseo chingu , Kali ini, aku mau share tentang  A Pledge to God , Drama Korea yang Menyayat Hati. Awalnya iseng, cari-cari di Viu karena udah bosen dengan drakor yang hits kayak Crash Landing on You (CLOY) dan The World of Married . Gak sengaja, benar-benar lagi iseng-iseng aja scroll daftar drakor di VIU, eh tau-tau muncul A Pledge to God. Padahal ini bukan drama baru karena mulai tayang ( kalo aku mulai tayang ama dia kapan ya? wkwk ) di MBC TV Korea selatan pada 24 November 2018. Baca sekilas sinopsisnya langsung jatuh cinta dan penasaran dengan jalan ceritanya. Cover A Pledge to God (Sumber: Asianwiki.com) Aku suka banget drakor yang sedih binti mengharukan gitu. Terngiang-ngiang sama ceritanya Endless Love (Autumn in My Heart ). Film yang dibintangi oleh Song Hye Kyo, Song Seung Heon, dan Won Bin benar-benar everlasting story deh. Mau nonton berapa kali juga ujung-ujungnya mewek. Nah sama nih, nonton drakor ini juga bawaannya pengen mewek. Oke cukup, yuk la...

Review Produk Terbaru Implora 2024

Hai semua, Aku yakin nih, kalian pasti sudah tahu brand Implora kan? Namun, kalian udah tahu belum kalau Implora mengeluarkan produk baru? Penasaran gak nih? Oke, aku spill nih produk barunya yaitu Implora Cleansing Face and Body Bar Soap yang merupakan sabun untuk membersihkan wajah dan badan. Produk baru Implora ini memang wajib diulas karena bagus banget manfaatnya untuk kulit. Jujur, awalnya aku agak skeptis karena zaman now kok face wash berupa sabun batang. Eh tapi aku penasaran juga sih karena Implora termasuk brand yang cukup terkenal dan banyak yang bilang bagus jadinya aku tertarik untuk cobain. Yuk simak review produk terbaru Implora 2024 ini. Kenalan dengan Cleansing Face and Body Bar Sesuai dengan namanya, sabun batang ini memang mampu membersihkan wajah dan badan. Bukan itu saja, sabun ini juga membuat kulit menjadi lembap dan segar seharian. Produk dengan berat netto 60 gr ini tentu saja sudah mendapat izin BPOM dengan n omor BPOM yang tercantum...

Healing Sejenak ke Telaga Sunyi Banyumas

 Hi bestie, Lagi suntuk dan bosan dengan suasana Jakarta, aku dan sanak saudara berencana untuk mudik ke Banyumas. Alhamdulillah terlaksana dengan naik mobil pribadi, padahal tadinya kami berencana untuk naik kereta saja. Namun, omku bilang nanti susah mau jalan-jalan ke sana kalau gak bawa mobil. Kami semua setuju dengan gagasan cemerlang itu. Kami memang niat mau eksplor kampung halaman. Dengar cerita dari beberapa tetangga di sana, ada telaga yang airnya sangat jernih dan suasananya asri. Kami menggali informasi lebih dalam tentang telaga tersebut. Usut punya usut, Telaga Sunyi namanya. Konon katanya, telaga itu benar-benar sunyi dan sepi karena jauh dari keramaian. Setelah istirahat satu hari, kami langsung Healing Sejenak ke Telaga Sunyi Banyumas pada hari kedua. Ternyata benar cerita orang-orang, tempat ini sangat cocok untuk  healing  sambil merenung serta menenangkan hati dan pikiran. Masih sepi karena banyak orang yang belum tahu keberadaan tempat ini, termasuk w...